Garuda Pancasila. Garuda Di Dadaku! Kita sering mendengar kata-kata ini ketika TimNas Sepak Bola Kebanggaan Kita (Indonesia) bertanding. Kata-kata "Garuda Di Dadaku" juga dijadikan lagu Oleh salah satu Grup Band Musik ternama, Netral. Bisa juga dibilang bahwa grup band Netral lah yang memperkenalkan kata-kata ini karena lagu ini sangat terkenal diseluruh daerah Indonesia, Selain itu lagu ini dijadikan soundtrack film dengan judul yang sama yaitu "Garuda Di Dadaku". Film ini pun cukup sukses dengan banyaknya penonton yang datang ke bioskop untuk menonton film ini, sampai-sampai film ini kembali di buat dengan judul "Garuda Di Dadaku 2". Tapi tau kah kalian teman sejarah Garuda Pancasila yang menempel di jersey TimNas Sepak Bola kita itu? kalo hanya tau namanya saja sudah sangat keterlaluan sekali, karena Garuda Pancasila adalah lambang negara kita, Indonesia. Begitu dalam makna yang terkandung didalamnya. Kalau memang belum tau sejarahnya atau pun arti dari lambang negara kita ini, mari saya akan mengajak kalian kembali kemasa lalu, tentunya bukan dengan
mesin waktu ya... hehehe.
|
Rancangan Sultan Hamid II |
Garuda Pancasila. Pada tanggal 11 Februari 1950 diresmikan sebuah lambang negara yaitu Garuda Pancasila dan digunakan pertama kali pada sidang kabinet kala itu. Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak adalah perancang lambang Garuda pancasila dan disempurnakan bentuknya oleh soekarno. Berikut detail sejarahnya.
Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949, disusul pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949, dirasakan perlunya Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) memiliki lambang negara.
Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia
Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio
Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
|
Penyempurnaan Soekarno |
Garuda Pancasila. Merujuk keterangan Bung Hatta
dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang
Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua
rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M
Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah
rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan
sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan
Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta,
terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Mereka
bertiga sepakat mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula
adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan
"Bhineka Tunggal Ika".Tanggal 8 Februari 1950, rancangan lambang negara
yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden
Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi
untuk dipertimbangkan kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar
burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan
dianggap terlalu bersifat mitologis.
|
Sultan Hamid II |
Garuda Pancasila. Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara
yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga
tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila.
Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet
RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam
bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI
menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya
diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11
Februari 1950.
Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih
"gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini. Presiden
Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara
itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari
1950.
Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20
Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis
kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain
penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi
cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di
depan pita, atas masukan Presiden Soekarno.
|
Lambang Garuda Pancasila Sekarang |
Garuda Pancasila. Dipercaya bahwa alasan
Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu
mirip dengan
Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat.
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan
bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran
dan tata warna gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila
terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu berlapis emas
yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini. Udah tau kan sekarang sejarahnya? Jadi gak asal ngomong tapi uga tau sejarahnya dan artinya.
Posting Komentar
Terms for comment:
1. Using good language and polite
2. Forbidden to put any link here
If not, then we will remove your comment. Thanks!